Senin, 28 Maret 2016

PORSENI Politeknik Negeri Malang 2016 | Cabang Puisi | Ketentuan Umum dan Penilaian

A. Ketentuan Umum

  • Peserta adalah Mahasiswa Aktif Politeknik Negeri Malang
  • Pendaftaran paling lambat tanggal 14 April 2016
  • Pendaftaran dapat dilakukan di masing-masing jurusan/HMJ atau di kesekretariatan UKM Seni Theatrisic (minimal 3 peserta untuk tiap jurusan)
  • Setiap peserta diwajibkan membawa fotokopi KTM sebanyak 2 lembar
  • Setiap peserta diharapkan hadir minimal 15 menit sebelum perlombaan untuk mempersiapkan diri, setelah sebelumnya mendaftar ulang di meja panitia
  • Pada saat lomba membaca puisi tidak diperkenankan menggunakan alat pengiring, baik yang dimainkan sendiri maupun oleh orang lain
  • Peserta membacakan 1 puisi wajib dan 1 puisi pilihan
  • Waktu yang disediakan untuk tiap peserta adalah maksimal 7 menit, yang meliputi persiapan dan penampilan
  • Waktu bagi tiap peserta terhitung mulai ketika peserta dipanggil oleh MC hingga berakhirnya penampilan peserta
  • Pada saat membaca puisi peserta diwajibkan membawa teks puisi yang telah ditentukan oleh panitia
  • Dalam penampilannya, peserta wajib memakai tanda peserta lomba yang diberikan panitia
  • Peserta diperkenankan membawa teks waktu lomba berlangsung 
  • Daftar puisi wajib dapat dilihat di blog UKM Seni Theatrisic (senitheatrisic.blogspot.com)

B. Penilaian
·         Penghayatan: Penghayatan dalam sebuah puisi bertujuan untuk menyampaikan isi dari puisi secara ekspresif
·         Penampilan: Penampilan dari segi busana yang rapi dan sikap percaya diri di depan panggung
·         Intonasi: Intonasi nada yang tepat dan teratur, sesuai dengan rima dari puisi itu, tepat tinggi rendah suara pada kata-kata
·         Pelafalan: Pelafalan sangat penting pembedaan vokal dan konsonan yang dipertegas karakteristik puisi.
·         Mimik atau ekspresi: Mimik menjadi syarat wajib yang nilainya cukup tinggi, tanpa mimik atau ekspresi muka penghayatan kurang maksimal

NB: Apabila ada perubahan atau info lebih lengkapnya akan dijelaskan saat Technical Meeting.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Berikut pilihan puisi wajib untuk PORSENI Politeknik Negeri Malang 2016.


ASMARADANA
Karya Goenawan Mohamad

Ia dengar kepak sayap kelelawar dan guyur sisa hujan dari daun, karena angin pada kemuning. Ia dengar resah kuda serta langkah pedati ketika langit bersih kembali menampakkan bimasakti, yang jauh. Tapi di antara mereka berdua, tidak ada yang berkata-kata.

Lalu ia ucapkan perpisahan itu, kematian itu. Ia melihat peta, nasib,
perjalanan dan sebuah peperangan yang tak semuanya disebutkan.

Lalu ia tahu perempuan itu tak akan menangis. Sebab bila esok pagi pada rumput halaman ada tapak yang menjauh ke utara, ia tak akan
mencatat yang telah lewat dan yang akan tiba, karena ia tak berani
lagi.

Anjasmara, adikku, tinggalah, seperti dulu.
Bulan pun lamban dalam angin, abai dalam waktu.
Lewat remang dan kunang-kunang, kaulupakan wajahku,
kulupakan wajahmu.


JEMBATAN
Karya Sutardji Calzoum Bachri
   
Sedalam-dalam sajak takkan mampu menampung airmata
bangsa. Kata-kata telah lama terperangkap dalam basa-basi
dalam ewuh pekewuh dalam isyarat dan kilah tanpa makna.

Maka aku pun pergi menatap pada wajah berjuta. Wajah orang
jalanan yang berdiri satu kaki dalam penuh sesak bis kota.
Wajah orang tergusur. Wajah yang ditilang malang. Wajah legam
para pemulung yang memungut remah-remah pembangunan.
Wajah yang hanya mampu  menjadi sekedar penonton etalase
indah di berbagai palaza. Wajah yang diam-diam menjerit
mengucap
tanah air kita satu
bangsa kita satu
bahasa kita satu
bendera kita satu !

Tapi wahai saudara satu bendera kenapa kini ada sesuatu
yang terasa jauh diantara kita?  Sementara jalan jalan
mekar di mana-mana menghubungkan kota-kota, jembatan-jembatan
tumbuh kokoh merentangi semua sungai dan lembah
yang ada, tapi siapakah yang akan mampu menjembatani jurang
di antara kita ?

Di lembah-lembah kusam pada pucuk tulang kersang dan otot
linu mengerang mereka pancangkan koyak-moyak bendera hati
dipijak ketidakpedulian pada saudara. Gerimis tak mampu
mengucapkan kibarannya.
Lalu tanpa tangis mereka menyanyi
padamu negeri  
airmata kami.


PUISI DOA ORANG LAPAR
Karya W.S. Rendra

Kelaparan adalah burung gagak
yang licik dan hitam
jutaan burung-burung gagak
bagai awan yang hitam

Allah !
burung gagak menakutkan
dan kelaparan adalah burung gagak
selalu menakutkan
kelaparan adalah pemberontakan
adalah penggerak gaib
dari pisau-pisau pembunuhan
yang diayunkan oleh tangan-tangan orang miskin

Kelaparan adalah batu-batu karang
di bawah wajah laut yang tidur
adalah mata air penipuan
adalah pengkhianatan kehormatan

Seorang pemuda yang gagah akan menangis tersedu
melihat bagaimana tangannya sendiri
meletakkan kehormatannya di tanah
karena kelaparan
kelaparan adalah iblis
kelaparan adalah iblis yang menawarkan kediktatoran

Allah !
kelaparan adalah tangan-tangan hitam
yang memasukkan segenggam tawas
ke dalam perut para miskin

Allah !
kami berlutut
mata kami adalah mata Mu
ini juga mulut Mu
ini juga hati Mu
dan ini juga perut Mu
perut Mu lapar, ya Allah
perut Mu menggenggam tawas
dan pecahan-pecahan gelas kaca

Allah !
betapa indahnya sepiring nasi panas
semangkuk sop dan segelas kopi hitam

Allah !
kelaparan adalah burung gagak
jutaan burung gagak
bagai awan yang hitam
menghalang pandangku
ke sorga Mu


SELAMAT PAGI INDONESIA
Karya Sapardi Djoko Damono

selamat pagi, Indonesia, seekor burung mungil mengangguk
dan menyanyi kecil buatmu.
aku pun sudah selesai, tinggal mengenakan sepatu,
dan kemudian pergi untuk mewujudkan setiaku padamu dalam
kerja yang sederhana;
bibirku tak biasa mengucapkan kata-kata yang sukar dan
tanganku terlalu kurus untuk mengacu terkepal.
selalu kujumpai kau di wajah anak-anak sekolah,
di mata para perempuan yang sabar,
di telapak tangan yang membatu para pekerja jalanan;
kami telah bersahabat dengan kenyataan
untuk diam-diam mencintaimu.
pada suatu hari tentu kukerjakan sesuatu
agar tak sia-sia kau melahirkanku.
seekor ayam jantan menegak, dan menjeritkan salam
padamu, kubayangkan sehelai bendera berkibar di sayapnya.
aku pun pergi bekerja, menaklukan kejemuan,
merubuhkan kesangsian,
dan menyusun batu-demi batu ketabahan, benteng
kemerdekaanmu pada setiap matahari terbit, o anak jaman
yang megah,
biarkan aku memandang ke Timur untuk mengenangmu
wajah-wajah yang penuh anak-anak sekolah berkilat,
para perepuan menyalakan api,
dan di telapak tangan para lelaki yang tabah
telah hancur kristal-kristal dusta, khianat dan pura-pura.
Selamat pagi, Indonesia, seekor burung kecil
memberi salam kepada si anak kecil;
terasa benar : aku tak lain milikmu

IBU
Karya D. Zawawi Imron

kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir

bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutihkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar

ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti

bila kasihmu ibarat samudra
sempit lauitan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu

bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru

dengan sajakku

UKM Seni Theatrisic merupakan satu-satunya Art Organizer dari Politeknik Negeri Malang yang terbagi 5 Divisi yaitu Theater, Tari, Seni Rupa, Paduan Suara, dan Band. UKM Seni Theatrisic juga merupakan sebuah Team Event Organizer yang mengadakan event-event besar tidak kalah dengan lainnya sebagai penunjang nama baik Polinema dan tentunya UKM Seni Theatrisic!

Related Posts

0 comments: